LIRIK LAGU ADIBAH FEAT OPICK "AYAH"

Selasa, 09 Juli 2013

"waktu begitu cepat berlalu
seiring langkah dalam cerita
terbayang wajahmu dalam hatiku
kau adalah kisah yang terindah

Tajamnya matamu Tenangkan hati
duka hidupmu kau bawa sembunyi
Hangatnya sentuhmu yang penuh cinta
Kau adalah bintang dalam hatiku

Dalam lelahmu masih kau tersenyum
Dalam duka kau belai aku
Dalam sempitmu ajarkanku tegar
Alloh selalu bersamamu

Ohh.. ALLoh selalu bersamamu.

Ayah..ayah terima kasih
Kau beri aku cinta
Ayah..ayah terima kasih
Ajarkan aku hidup

waktu begitu cepat berlalu
seiring langkah dalam cerita
terbayang wajahmu dalam hatiku
kau adalah kisah yang terindah

dalam lelahmu masih kau tersenyum
dalam duka kau belai aku
dalam sempitmu ajarkanku tegar
Alloh selalu bersamamu
Oh Alloh selalu bersamamu
Oh Alloh selalu bersamamu

Ayah..ayah terima kasih
kau beri aku cinta
Ayah..ayah terima kasih
ajarkan aku hidup"

CERPEN REMAJA


ANTARA AKU KAMU DAN DIA
Karya: Koni Agustyana

Angin pagi berhembus membawa berkah untuk semua umat manusia, mentari pagi tanpa canggung mulai menampakkan sinar eloknya, langit mulai menampakan warna cemerlangnya, suara burung dan ayam jantan mulai bernyanyi. Pagi itu adalah hari pertama aku masuk ke Sekolah. Jam dinding yang terpaku di atas meja belajar menunjukkan pukul 06.45. Astaga aku baru saja bangun tidur, dengan sigap aku mulai merapikan tempat tidur dan bergegas mandi, diruang tengah aku sudah di tunggu orang tua dan saudaraku. Aku lupa memperkenalkan diri, namaku Chandeni Agustyana yang sering dipanggil Chan, hmm aku salah satu murid di SMA yang ada di sebuah kota kecil yang indah. Aku lahir kira kira 16 tahun silam di kota tercintaku.
Kebiasaan ku sebelum beragkat sekolah adalah berdandan. Yups benar seperti gadis gadis biasanya. Hari itu aku dikepang dengan pita dan beberapa asesoris yang mecing dengan seragam sekolahku. Tanpa pikir panjang aku menuruni tangga rumahku menuju ruang tengah, diruang tengah aku sudah disambut senyum hangat kedua orangtuaku. “ Wah, anggun sekali kamu hari ini?” Puji ibuku kepadaku, “Terimakasih bu, hari ini kan aku jadi panita MOS jadi aku harus tampil anggun didepan calon adik kelasku.” Jawabku dengan senyum bangga karena ada orang yang memujiku hari ini. Tiba-tiba ayah dengan muka penasaran mengeluarkan sebuah pertanyaan yang membuatku tercenggang,” Chan hari ini kamu berangkat sama siapa? Sama pacar kamu ya? Iya kan sama pacarkamu?” Belum habis nasi di piringku aku langsung bergegas bangkit dari kursi dan langsung berlari sambil menjawab pertanyaan ayahku, “mmmm naik Angkot yah, kalau enggak aku bareng sama Mas Puput.” Huft, aku paling tidak suka jika seseorang menanyakan pacar kepada ku, karena aku masih trauma kalau punya pacar.
Belum lima menit aku menunggu angkot didepan gang, tiba-tiba seorang lelaki dengan gagah dan berwibawa tersenyum kepadaku dari seberang jalan, astaga itu Mas Puput tanpa berpikir panjang aku menyebrang jalan dan menghampirinya. “hmm gimana mas, ada yang bisa saya bantu?” Tanyaku basa basi, “ hari ini angkotnya sulit, bareng aku aja biar lebih cepet.” Jawabnya sambil tersenyum, karena aku tidak mau menolak kebaikannya aku mau berangkat ke sekolah dengan Mas Puput. Mas Puput itu seseorangnya bijaksana, baik dan penyayang, dia menggap aku sebagai adiknya sendiri, terlihat dari perhatiannya dan perlakuannya kepadaku.
Selama MOS berlangsung, aku harus meninggalkan banyak pelajaran dikelas, yups benar banget secara aku disini pengurus Osis, panitia MOS pula. Tiga haripun telah usai, acara MOSpun berlangsung dengan sukses. Asyik, hari ini aku bisa istirahat dirumah, saat aku berjalan menuju gerbang sekolah, tiba-tiba ada sepedha motor menghampiriku. Dan ternyata dia adalah Kiki, Kiki adalah seseorang yang aku kagumi. Aku mulai mengaguminya saat dia mulai tersenyum kepadaku saat aku bertemu kepadanya. Dia juga salah satu anggoto Osis dan  panitia MOS pula. “ Chan, mau bareng nggak? Aku juga mau pulang, mmm  kalau sore begini mungkin angkotnya udah sulit lagi, bareng aku aja ya.” Tanya kiki kepadaku, mataku tak berkedip saat aku melihatnya tiba-tiba gerakan mengganguk refleks aku lakukan, Kiki mulai tersenyum kepadaku dan akhirnya aku pulang bersamanya untuk kesekian kalinya.
Aku selalu berharap kepada Tuhan, agar Tuhan dapat membuka hati Kiki untuk aku, hmmmmm mungkin ini scenario yang dibuat oleh Tuhan sepertinya aku tidak  bisa menjadi pacra Kiki, aku menyadari itu. Huft untuk beribu kalinya aku mengeluh tentang sikap seorang cowok, Mengapa mereka suka sama cewek yang cantik? Hingga kini aku belum menemukan jawabannya. Sebenarnya aku benci dengan diriku sendiri, kenapa aku bisa suka dengan orang yang selalu membuatku patah hati, awalnya aku berfikir Kiki itu orang yang baik dengan sikapnya yang selalu membuatku terpesona. Hari-hariku kuiisi dengan canda tawa, tangis, haru dan bahagia. Aku lupa mengenalkan sahabat-sahabatku yang selalu menemaniku disaat aku susah dan senang, hmmmm aku dan sahabatku memberi nama kelompok kami dengan THE JANGKRIK entah dari mana asal nama itu, mereka adalah Sani( si malaikat yang super pinter), Titi(si perfectsionis), Ria(si tomboy tapi juga girly), Tika(si penasehat yang sering galau), dan Liya(si usil yang sering marah). Aku sangat mengagumi mereka, kita ditakdirkan untuk bersahabat sejak kelas 1 SMA, keajaibanpun datang kepada kami, kami ditakdirkan untuk satu kelas namun tidak untuk Liya, ia berlainan kelas dengan kami. Aku selalu senang berteman dengan mereka bukan karena kelebihan  mereka tapi karena kekurangan mereka. Tuhan memang adil sangat menciptakan umatnya.
Suatu ketika berita  mengejutkan aku, tak kusangka aku dipilih teman-teman untuk menjadi ketua PMR, jantung waktu itu seakan-akan mulai berhenti. Berita yang mengejutkan lagi adalah saat aku tahu Kiki menjadi calon ketua pramuka. Huft entah perasaan senang atau haru yang kurasa. Sore itu di ruang depan ditemani coklat hangat aku masih tidak bisa menerima kenyataan itu. Aku mulai memutar otakku untuk membuat orasi, tapi saat aku membuat orasi tiba-tiba pikiranku melayang laying tak kusangka tiba-tiba aku teringat dengan senyum kiki saat dikantin sekolah tadi, anehnya bukan orasi yang kubuat sore itu tapi puisi cinta. Hampir aku larut dalam perasaan aneh itu. Tiba-tiba terdengar suara ponsel berbunyi, Ya Tuhan itu adalah sepenggal SMS dari Titi yang memberikan aku semangat dan dukungan untuk orasi besok.
Pagi itu aku enggan bangkit dari tempat tidur, ingin rasanya kulewati hari itu. Namun terdengar suara dari Ponselku lagi, ternyata si Tika sms pesannya tetap sama hanya memberikan aku dukungan. Saat orasipun tiba, terdengat suara Kiki yang sedang menghafalkan orasinya, ia pun mulai mendekat kepadaku, “Chan boleh minta bantuan?”, tanya dia dengan tersenyum, hatiku mulai berdetak kencang saat dia di dekatku, “hmmm iya, apa yang bisa aku bantu.” Aku menjawab pertanyaannya dengan melontarkan senyum termanisku, ‘hmm dengerin orasi ku ya?” pintanya degan tersenyum, yesss dengan senang hati aku mau mendengarkan orasinya. Tak kusangka waktu itu orasinya hampir sama dengan milikku. Mulai timbul pertanyaan di benakku, apakah kita jodoh? Hmm tapi itu hanya kebetulan saja.
Satu hari setelah orasi, aku harus ikut survey untuk acara HAORNAS, itu sangat melelahkan tapi ternyata Kiki juga ikut, aku jadi semangat untuk ikut. Sepanjang perjalanan  Kiki selalu disampingi ku, saat itu juga dia juga sangat perhatian, sampai sampai terlintas dipikiranku Kiki juga mempunyai rasa yang sama. Namun perasaan cintaku kepada Kiki mulai menghilang saat seorang lelaki bernama Andu mulai datang dalam kehidupanku, aku tak tahu mengapa perasaan itu tiba-tiba pergi dan mudah berpaling seperti itu. Semakin hari aku semakin mencintai Andu, awalnya dia memang mencintaiku tapi disaat aku mulai mencintainnya ia mulai menghilang dari hidup, perasaan menyesal selalu menyelimuti hatiku mengapa aku mudah berpaling seperti itu. Bagaikan buku, kini aku membuka lembaran baru dalam hidupku tanpa Kiki dan tanpa Andu. Aku beruntung memiliki teman The JANGKRIk mereka selalu membantuku untuk melupakan Andu atau Kiki. Suatu sore, tiba-tiba seorang gadis bernama Sisi menghampiriku, ia adalah sahabatku sejak kecilku. Aku tahu dia selalu beruntung, dia sangat beruntung. Hingga tiba saatnya ia menceritakan tentang mantannya, jantungku rasanya mulai berhenti ternyata mantannya adalah Andu, akupun tahu mengapa Andu meninggalkanku begitu saja, ternyata dia berpaling dengan Sisi. Dari kecil hingga sekarang aku selalu bersaing dengan Sisi, dia selalu menang dalam segala hal namun tidak untuk pendidikan, aku jauh lebih beruntung dari dia, karena aku dianugerahi otak yang jauh lebih sempurna daripada Sisi. Akupun hampir gila saat itu karena orang yang aku cinta kini telah pergi.
Belum usai aku memikirkan kisah hidupku yang tak ujung beruntung, tiba-tiba seorang wanita separuh baya menghampiriku. Dia adalah guru pembimbing ekstraku, beliau bernama Bu Tere
“Chan kamu sibuk untuk hari-hari ini?”
“Sepertinya tidak, bagaimana bu bisa saya bantu?”
“Kamu terpilih untuk mewakili sekolah mengikuti lomba Essay se-Jawa.”
“Apa?’ dengan perasaan terkejut tiba-tiba gerakan anggukan refleks keluar dari daguku.
Penuh kejutan dalam hidupku, hari-hariku pasca lomba aku habiskan untuk menyiapkan perlombaan itu. Aku harus pulang balik ke Lab TIK untuk menyiapkan berbagai macam materi. Dalam hati aku mulai bertanya, kehidupan ini memang bagaikan panggung sandiwara, banyak kejutan yang menghampiri hidupku. Saat aku sibuk dengan menyiapkan bahan untuk lomba, suatu ketika aku mengenal seorang lelaki bernama Nino ia tetangga kelasku, orangnya cukup ramah baik pula.
Sore itu, aku bertemu dengan kiki, ia memintaku untuk mendampinginya saat rapat rutin Osis nanti sore, aku ingin menolaknya karena aku harus menyiapkan untuk lomba Essay besok pagi, tapi aku juga tak ingin mengecewakan Kiki, akhirnya akupun mau menemani Kiki.  Entah perasaan itu mulai muncul lagi saat aku bersama kiki. Akupun tak tahu apakah aku masih mencintainya??
Bulan demi bulan ku lalui dengan perasaan tak menentu, entah mengapa kedua orang itu selalu muncul dalam angan-angan ku, sulit bagiku untuk mengambil sebuah keputusan. Dan hingga pada waktunya ak memutuskan untuk berteman dengan mereka berdua. Aku tak ingin ada orang yang tersakiti, walaupun aku pernah dekat bahkan pacaran dengan mereka, tapi aku tak ingin menyakiti mereka. Bila aku harus jujur, sebenarnya aku mencintai mereka berdua, tapi mulai saat ini dan seterusnya aku harus menepis semua perasan ku itu.