"waktu begitu cepat berlalu
seiring langkah dalam cerita
terbayang wajahmu dalam hatiku
kau adalah kisah yang terindah
Tajamnya matamu Tenangkan hati
duka hidupmu kau bawa sembunyi
Hangatnya sentuhmu yang penuh cinta
Kau adalah bintang dalam hatiku
Dalam lelahmu masih kau tersenyum
Dalam duka kau belai aku
Dalam sempitmu ajarkanku tegar
Alloh selalu bersamamu
Ohh.. ALLoh selalu bersamamu.
Ayah..ayah terima kasih
Kau beri aku cinta
Ayah..ayah terima kasih
Ajarkan aku hidup
waktu begitu cepat berlalu
seiring langkah dalam cerita
terbayang wajahmu dalam hatiku
kau adalah kisah yang terindah
dalam lelahmu masih kau tersenyum
dalam duka kau belai aku
dalam sempitmu ajarkanku tegar
Alloh selalu bersamamu
Oh Alloh selalu bersamamu
Oh Alloh selalu bersamamu
Ayah..ayah terima kasih
kau beri aku cinta
Ayah..ayah terima kasih
ajarkan aku hidup"
LIRIK LAGU ADIBAH FEAT OPICK "AYAH"
Selasa, 09 Juli 2013
Diposting oleh
Unknown
di
03.43
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
CERPEN REMAJA
ANTARA AKU KAMU DAN DIA
Karya:
Koni Agustyana
Angin
pagi berhembus membawa berkah untuk semua umat manusia, mentari pagi tanpa
canggung mulai menampakkan sinar eloknya, langit mulai menampakan warna
cemerlangnya, suara burung dan ayam jantan mulai bernyanyi. Pagi itu adalah
hari pertama aku masuk ke Sekolah. Jam dinding yang terpaku di atas meja
belajar menunjukkan pukul 06.45. Astaga aku baru saja bangun tidur, dengan
sigap aku mulai merapikan tempat tidur dan bergegas mandi, diruang tengah aku
sudah di tunggu orang tua dan saudaraku. Aku lupa memperkenalkan diri, namaku
Chandeni Agustyana yang sering dipanggil Chan, hmm aku salah satu murid di SMA
yang ada di sebuah kota
kecil yang indah. Aku lahir kira kira 16 tahun silam di kota tercintaku.
Kebiasaan
ku sebelum beragkat sekolah adalah berdandan. Yups benar seperti gadis gadis
biasanya. Hari itu aku dikepang dengan pita dan beberapa asesoris yang mecing
dengan seragam sekolahku. Tanpa pikir panjang aku menuruni tangga rumahku
menuju ruang tengah, diruang tengah aku sudah disambut senyum hangat kedua
orangtuaku. “ Wah, anggun sekali kamu hari ini?” Puji ibuku kepadaku,
“Terimakasih bu, hari ini kan
aku jadi panita MOS jadi aku harus tampil anggun didepan calon adik kelasku.”
Jawabku dengan senyum bangga karena ada orang yang memujiku hari ini. Tiba-tiba
ayah dengan muka penasaran mengeluarkan sebuah pertanyaan yang membuatku
tercenggang,” Chan hari ini kamu berangkat sama siapa? Sama pacar kamu ya? Iya kan sama pacarkamu?”
Belum habis nasi di piringku aku langsung bergegas bangkit dari kursi dan
langsung berlari sambil menjawab pertanyaan ayahku, “mmmm naik Angkot yah,
kalau enggak aku bareng sama Mas Puput.” Huft, aku paling tidak suka jika
seseorang menanyakan pacar kepada ku, karena aku masih trauma kalau punya
pacar.
Belum
lima menit aku menunggu angkot didepan gang, tiba-tiba seorang lelaki dengan
gagah dan berwibawa tersenyum kepadaku dari seberang jalan, astaga itu Mas
Puput tanpa berpikir panjang aku menyebrang jalan dan menghampirinya. “hmm
gimana mas, ada yang bisa saya bantu?” Tanyaku basa basi, “ hari ini angkotnya
sulit, bareng aku aja biar lebih cepet.” Jawabnya sambil tersenyum, karena aku
tidak mau menolak kebaikannya aku mau berangkat ke sekolah dengan Mas Puput.
Mas Puput itu seseorangnya bijaksana, baik dan penyayang, dia menggap aku
sebagai adiknya sendiri, terlihat dari perhatiannya dan perlakuannya kepadaku.
Selama
MOS berlangsung, aku harus meninggalkan banyak pelajaran dikelas, yups benar
banget secara aku disini pengurus Osis, panitia MOS pula. Tiga haripun telah
usai, acara MOSpun berlangsung dengan sukses. Asyik, hari ini aku bisa
istirahat dirumah, saat aku berjalan menuju gerbang sekolah, tiba-tiba ada
sepedha motor menghampiriku. Dan ternyata dia adalah Kiki, Kiki adalah
seseorang yang aku kagumi. Aku mulai mengaguminya saat dia mulai tersenyum
kepadaku saat aku bertemu kepadanya. Dia juga salah satu anggoto Osis dan panitia MOS pula. “ Chan, mau bareng nggak?
Aku juga mau pulang, mmm kalau sore
begini mungkin angkotnya udah sulit lagi, bareng aku aja ya.” Tanya kiki
kepadaku, mataku tak berkedip saat aku melihatnya tiba-tiba gerakan mengganguk
refleks aku lakukan, Kiki mulai tersenyum kepadaku dan akhirnya aku pulang
bersamanya untuk kesekian kalinya.
Aku
selalu berharap kepada Tuhan, agar Tuhan dapat membuka hati Kiki untuk aku,
hmmmmm mungkin ini scenario yang dibuat oleh Tuhan sepertinya aku tidak bisa menjadi pacra Kiki, aku menyadari itu.
Huft untuk beribu kalinya aku mengeluh tentang sikap seorang cowok, Mengapa
mereka suka sama cewek yang cantik? Hingga kini aku belum menemukan jawabannya.
Sebenarnya aku benci dengan diriku sendiri, kenapa aku bisa suka dengan orang
yang selalu membuatku patah hati, awalnya aku berfikir Kiki itu orang yang baik
dengan sikapnya yang selalu membuatku terpesona. Hari-hariku kuiisi dengan
canda tawa, tangis, haru dan bahagia. Aku lupa mengenalkan sahabat-sahabatku
yang selalu menemaniku disaat aku susah dan senang, hmmmm aku dan sahabatku
memberi nama kelompok kami dengan THE JANGKRIK entah dari mana asal nama itu,
mereka adalah Sani( si malaikat yang super pinter), Titi(si perfectsionis),
Ria(si tomboy tapi juga girly), Tika(si penasehat yang sering galau), dan
Liya(si usil yang sering marah). Aku sangat mengagumi mereka, kita ditakdirkan
untuk bersahabat sejak kelas 1 SMA, keajaibanpun datang kepada kami, kami
ditakdirkan untuk satu kelas namun tidak untuk Liya, ia berlainan kelas dengan
kami. Aku selalu senang berteman dengan mereka bukan karena kelebihan mereka tapi karena kekurangan mereka. Tuhan
memang adil sangat menciptakan umatnya.
Suatu
ketika berita mengejutkan aku, tak
kusangka aku dipilih teman-teman untuk menjadi ketua PMR, jantung waktu itu
seakan-akan mulai berhenti. Berita yang mengejutkan lagi adalah saat aku tahu
Kiki menjadi calon ketua pramuka. Huft entah perasaan senang atau haru yang
kurasa. Sore itu di ruang depan ditemani coklat hangat aku masih tidak bisa
menerima kenyataan itu. Aku mulai memutar otakku untuk membuat orasi, tapi saat
aku membuat orasi tiba-tiba pikiranku melayang laying tak kusangka tiba-tiba
aku teringat dengan senyum kiki saat dikantin sekolah tadi, anehnya bukan orasi
yang kubuat sore itu tapi puisi cinta. Hampir aku larut dalam perasaan aneh
itu. Tiba-tiba terdengar suara ponsel berbunyi, Ya Tuhan itu adalah sepenggal
SMS dari Titi yang memberikan aku semangat dan dukungan untuk orasi besok.
Pagi
itu aku enggan bangkit dari tempat tidur, ingin rasanya kulewati hari itu.
Namun terdengar suara dari Ponselku lagi, ternyata si Tika sms pesannya tetap
sama hanya memberikan aku dukungan. Saat orasipun tiba, terdengat suara Kiki
yang sedang menghafalkan orasinya, ia pun mulai mendekat kepadaku, “Chan boleh
minta bantuan?”, tanya dia dengan tersenyum, hatiku mulai berdetak kencang saat
dia di dekatku, “hmmm iya, apa yang bisa aku bantu.” Aku menjawab pertanyaannya
dengan melontarkan senyum termanisku, ‘hmm dengerin orasi ku ya?” pintanya
degan tersenyum, yesss dengan senang hati aku mau mendengarkan orasinya. Tak
kusangka waktu itu orasinya hampir sama dengan milikku. Mulai timbul pertanyaan
di benakku, apakah kita jodoh? Hmm tapi itu hanya kebetulan saja.
Satu
hari setelah orasi, aku harus ikut survey untuk acara HAORNAS, itu sangat
melelahkan tapi ternyata Kiki juga ikut, aku jadi semangat untuk ikut.
Sepanjang perjalanan Kiki selalu
disampingi ku, saat itu juga dia juga sangat perhatian, sampai sampai terlintas
dipikiranku Kiki juga mempunyai rasa yang sama. Namun perasaan cintaku kepada
Kiki mulai menghilang saat seorang lelaki bernama Andu mulai datang dalam kehidupanku,
aku tak tahu mengapa perasaan itu tiba-tiba pergi dan mudah berpaling seperti
itu. Semakin hari aku semakin mencintai Andu, awalnya dia memang mencintaiku
tapi disaat aku mulai mencintainnya ia mulai menghilang dari hidup, perasaan
menyesal selalu menyelimuti hatiku mengapa aku mudah berpaling seperti itu.
Bagaikan buku, kini aku membuka lembaran baru dalam hidupku tanpa Kiki dan
tanpa Andu. Aku beruntung memiliki teman The JANGKRIk mereka selalu membantuku
untuk melupakan Andu atau Kiki. Suatu sore, tiba-tiba seorang gadis bernama
Sisi menghampiriku, ia adalah sahabatku sejak kecilku. Aku tahu dia selalu
beruntung, dia sangat beruntung. Hingga tiba saatnya ia menceritakan tentang
mantannya, jantungku rasanya mulai berhenti ternyata mantannya adalah Andu,
akupun tahu mengapa Andu meninggalkanku begitu saja, ternyata dia berpaling
dengan Sisi. Dari kecil hingga sekarang aku selalu bersaing dengan Sisi, dia
selalu menang dalam segala hal namun tidak untuk pendidikan, aku jauh lebih
beruntung dari dia, karena aku dianugerahi otak yang jauh lebih sempurna
daripada Sisi. Akupun hampir gila saat itu karena orang yang aku cinta kini
telah pergi.
Belum
usai aku memikirkan kisah hidupku yang tak ujung beruntung, tiba-tiba seorang
wanita separuh baya menghampiriku. Dia adalah guru pembimbing ekstraku, beliau
bernama Bu Tere
“Chan
kamu sibuk untuk hari-hari ini?”
“Sepertinya
tidak, bagaimana bu bisa saya bantu?”
“Kamu
terpilih untuk mewakili sekolah mengikuti lomba Essay se-Jawa.”
“Apa?’
dengan perasaan terkejut tiba-tiba gerakan anggukan refleks keluar dari daguku.
Penuh
kejutan dalam hidupku, hari-hariku pasca lomba aku habiskan untuk menyiapkan
perlombaan itu. Aku harus pulang balik ke Lab TIK untuk menyiapkan berbagai
macam materi. Dalam hati aku mulai bertanya, kehidupan ini memang bagaikan
panggung sandiwara, banyak kejutan yang menghampiri hidupku. Saat aku sibuk
dengan menyiapkan bahan untuk lomba, suatu ketika aku mengenal seorang lelaki
bernama Nino ia tetangga kelasku, orangnya cukup ramah baik pula.
Sore
itu, aku bertemu dengan kiki, ia memintaku untuk mendampinginya saat rapat
rutin Osis nanti sore, aku ingin menolaknya karena aku harus menyiapkan untuk
lomba Essay besok pagi, tapi aku juga tak ingin mengecewakan Kiki, akhirnya
akupun mau menemani Kiki. Entah perasaan
itu mulai muncul lagi saat aku bersama kiki. Akupun tak tahu apakah aku masih
mencintainya??
Bulan
demi bulan ku lalui dengan perasaan tak menentu, entah mengapa kedua orang itu
selalu muncul dalam angan-angan ku, sulit bagiku untuk mengambil sebuah
keputusan. Dan hingga pada waktunya ak memutuskan untuk berteman dengan mereka
berdua. Aku tak ingin ada orang yang tersakiti, walaupun aku pernah dekat
bahkan pacaran dengan mereka, tapi aku tak ingin menyakiti mereka. Bila aku
harus jujur, sebenarnya aku mencintai mereka berdua, tapi mulai saat ini dan
seterusnya aku harus menepis semua perasan ku itu.
Diposting oleh
Unknown
di
03.39
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Postingan (Atom)